Panitia pelaksana Ubbadul Adzkiya’, menuturkan, kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas penganut agama Adam dalam mengakses ekonomi.
“Selama ini warga Sedulur Sikep, baik dalam sosial maupun ekonomi, tereksklusi. Sementara pertanian yang menjadi lahan perekonomian bagi warga Sedulur Sikep kerap tidak menguntungkan. Karena itu, dengan melatih sablon, kami berharap dapat menumbuhkan kreativitas yang dapat membuka lowongan pekerjaan baru, atau dapat dijadikan pekerjaan sampingan bagi mereka,” jelasnya.
Tokoh Sedulur Sikep Kudus Budi Santoso, dalam sambutannya menyampaikan, meskipun sumber pokok perekonomian warganya dihasilkan dari pertanian, namun bukan berarti Sedulur Sikep tidak terbuka dengan pekerjaan-pekerjaan lain.
“Sebagaimana bertani yang membutuhkan ilmu tentang pertanian, pekerjaan-pekerjaan lain juga membutuhkan ilmu tersendiri. Karenanya, ini terkait dengan ilmu, apapun itu kalau ilmu kita harus mempelajari. Adapun nanti sesuai dengan hati kita atau tidak, itu urusan nanti,” tuturnya.
Budi menambahkan, meskipun ini dapat membuka lowongan pekerjaan baru jika dilaksanakan dengan sungguhan, tapi setidaknya ada dua hal yang perlu kita pegang, yaitu; 1) tidak merubah pekerjaan pokok, yaitu bertani, 2) jika ada yang tidak sesuai dengan hati, kita tidak harus mengikutinya, artinya ada kebebasan diri kita masing-masing.
“Kami meminta kepada adik-adik semua untuk semangat dalam mempelajari ini (pelatihan sablon, red). Andai saya muda, saya akan semangat sekali dalam mempelajari ini. Tapi karena saya sudah berusia, jadi saya hanya ikut membantu memfasilitasi ini. Karena itu teman-teman semuanya harus semangat,” pesannya di hadapan 20 muda-mudi Sedulur Sikep Kudus. [elsa-ol/KA-@khoirulanwar_88]