kepentingan yang ada.
Doa untuk bangsa itu dihelat dilatarbelakangi karena banyaknya peristiwa, fitnah yang menimpa penduduk Indonesia. Selain itu, para kiai juga khawatir akan kepemimpinan lima tahun soal nasib bangsa Indonesia ke depan.
“Doa ini bertujuan agar Indonesia dipimpin oleh orang yang agamanya jelas, mengerti dan menjalankan kewajiban agama. Tidak saja pada saat kampanye, tapi pada ‘tabiatnya’, ” ujar Rois Syuriah PWNU Jateng, KH Ubaidillah Shodaqoh di Semarang, Senin (7/7) malam.
Doa untuk bangsa itu juga meminta kepada Tuhan agar tidak menurunkan pemimpin yang tidak taat beragama. Pada kesempatan ini pula, Kiai Ubaid mengingatkan agar Indonesia dipimpin oleh orang takut dan taat pada Tuhan.
“Kami minta kepada Tuhan agar pemimpin yang terpilih bisa menjaga hak-hak manusia. Kalau mempunyai kesalahan dengan ‘anak adam’ (manusia) harus meminta maaf. Jika tidak, jangan sampai memilih orang tidak bersedia minta maaf,” paparnya.
Kiai Ubaid juga menegaskan kepada para Kiai dan Santri yang hadir agar tidak memilih pemimpin yang tidak adil. Doa untuk bangsa, tandas Kiai Ubaid, dalam rangka mencari hal itu.
“Semoga pemilu berjalan adil, tak ada kecurangan, intimidasi, tekanan. KPU juga harus tranparan dan tidak curang,” tambahnya.
Selain berdoa, para kiai dan santri juga berdzikir, beristigosah serta melantunkan beberapa puja-puji bagi Nabi Muhammad. Hadir dalam kesempatan ini, Pengurus Syuriah dan Tanfidziah PWNU, Kiai, Santri Pondok Pesantren, dan masyarakat umum. [elsa-ol/Nurdin-@nazaristik)