Meriahnya Imlek di Ambarawa

Perayaan Imlek di Ambarawa. [Foto: Zizi]
Perayaan Imlek di Ambarawa. [Foto: Zizi]
[Ambarawa –elsaonline.com] Perayaan Imlek 2566 di Kelenteng Hok Tik Bio Ambarawa, Kabupaten Semarang, mengundang perhatian ribuan warga, Rabu (18/2) malam. Sorak-sorai dan tepuk tangan meriah tampak saat pesta perdamaian kembang api berpijar di langit. Suara nyaring kembang api dan petasan itu begitu membahana. Bahkan warga yang datang dari berbagai latar belakang suku dan agama rela berdesakan menikmati datangnya tahun kambing.

Menurut salah satu panitia, Agung, mengatakan, tema perayaan Imlek 2566 adalah ‘Pemimpin sejatinya berpegang pada cinta kasih dan kebenaran, bukan pada keuntungan’. Sehingga, kata dia, panitia menghadirkan Dewa Cay Sen atau Dewa Pembawa Rejeki. “Makanya, panitia membagikan cokelat dan permen kepada warga yang hadir,” ujar Mahasiswa Universitas Katolik Soegijaparanata ini.

Selain itu, Agung juga menjelaskan bahwa persiapan perayaan Imlek dilakukan sejak dua pekan lalu. Dikatakan, Imlek merupakan tahun baru dalam penanggalan Tiongkok yang ditandai dengan bergantinya salah satu shio yang berjumlah 12 shio. “Yakni, tikus, sapi, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing dan babi,” bebernya.

Meski demikian, pihaknya berharap bahwa dengan tema tersebut dapat mengingat para pemimpin agar memperhatikan masyarakat kecil dan mensejahterakannya. “Bukan justru merugikan masyarakat dengan kerakusan dan kesewenang-wenangannya,” terangnya.

Sementara Camat Ambarawa, Nanang Satyanto, mengaku apreasiasi atas kegiatan tersebut. Menurutnya, sejak Gus Dur menjadi presiden banyak dampak positif yang diterima warga Tionghoa. “Dari pengalaman inilah bagaimana kita dapat mengemas agar masyarakat menerimanya,” ungkap laki-laki kelahiran Banjarmasin itu.

Lebih jauh Nanang menambahkan, adanya perayaan tahun baru Imlek ini diharapkan membawa perdamaian di Ambarawa. “Berkat gotong-royong masyarakat Ambarawa Kelenteng Hok Tik Bio kuno ini menjadi pusat perdamaian di Ambarawa,” pungkasnya.[elsa-ol/Yono-@cahyonoanantato/001]

Baca Juga  Beda Wajah Nasib Syiah: Catatan Singkat dari Empat Wilayah Jawa Tengah
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini