[Semarang -elsaonline.com] “Muslimat ingin meneruskan perjuangan para perempuan, salah satunya dengan memperingati kelahiran Nyi Hajar Dewantoro melalui pelaksanaan pelatihan paralegal”. Demikian pernyataan Zuhar Mahsun, M.Si, ketua panitia Pelatihan Paralegal PW Muslimat NU Jawa Tengah dalam pembukaan kegiatan tersebut. Lebih lanjut Zuhar menjelaskan, saat ini masyarakat lebih banyak memahami 22 Desember sebagai peringatan hari Ibu dalam arti Ibu sebagai anggota keluarga.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa 22 Desember 1928 adalah momentum luar biasa karena pada saat itulah lebih dari 600 perempuan berkumpul mengadakan kongres perempuan untuk pertama kalinya, untuk membahas berbagai masalah krusial menyangkut perempuan seperti hak pendidikan bagi perempuan, perkawinan anak, peningkatan gizi anak, poligami, hak politik bagi perempuan dan lain sebagainya.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 2 hari (22-23 Desember 2022) ini dilatarbelakangi masih tingginya angka kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah. Peran masyarakat sangat dibutuhkan tidak hanya untuk ikut mengurangi kekerasan terhadap perempuan, tapi juga menjadi pendamping korban dalam mengakses keadilan.
Banyak perempuan korban kekerasan yang tidak tahu harus bagaimana dan kemana ketika kejadian yang tidak diharapkan itu menimpa. Karena kader Muslimat NU jumlahnya sangat besar dan tersebar hingga pelosok daerah, maka Muslimat NU memiliki modalitas yang luar biasa untuk mendorong pemberdayaan perempuan.
Pelatihan ini terselenggara dengan dengan dukungan YPK ELSA dan LRC KJHAM yang menjadi fasilitator untuk mendampingi peserta untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang kekerasan terhadap perempuan, apa saja hak-hak perempuan korban kekerasan, bagaimana tata cara penanganan kasus dan endingnya mempersiapkan kelembagaan rumah konseling Muslimat NU.[Adv]