Oleh: Jaedin (Koordinator Bidang Advokasi)
Tulisan ini hendak menggambarkan sedikit persamaan tadisi antara agama Islam dan Yahudi, kehidupan harmonis kedua agama tersebut. Kesamaan tradisi ini untuk menjadikan refleksi bagi umat beragama, bahwa sejatinya dalam beragama banyak kesamaan. Dengan tradisi yang sama secara filosofi kesamaan kedua tradisi tersebut menjumpai titik temu yang sama. Sekaligus menegaskan bahwa konflik di Timur Tengah, antara Palestina dan Israel bukan sekedar konflik agama.
Banyak yang mengira bahwa konflik Israel dan Palestina adalah sebuah peperangan antara motif agama Islam dengan Yahudi. Serta konflik-konflik tersebut mengaitkannya dengan agama, padahal tidak sesimpel itu dalam memetakan konflik antara palestina dengan Israel. Karena di Israel juga adanya komunitas-komunitas Arab-Islam. Dengan itu mereka hidup berdampingan. Seandainya konflik tersebut adalah konflik agama, kenapa komunitas Arab-Islam yang tinggal di Israel tidak diasingkan atau dibunuh? Tetapi malah mendapat ruang dan hak yang sama sebagaimana umat Yahudi di Israel.
Imbasnya di Indonesia banyak memposting tentang Palestina dan Israel dikaitkan dengan keagamaan yang belum tentu jelas, ini menjadi awal sentimen agama. Dalam perbedaan agama adanya sikap “agama saya yang benar, kepercayaanmu yang salah”. Akhirnya perdebatan benar dan salah menjadi perdebatan baik di jagat nyata maupun maya. Padahal untuk menilai sesuatu, supaya berimbang tidak hanya melihat sisi perbedaan saja, harus melihat sisi persamaannya. Dalam hal ini persamaan tradisi agama Yahudi dan Islam.
Ednan Aslan Margaret Rausch, berjudul Jewish-Muslim Relations (Historical and Contemporary Interactions and Exchanges) menjelaskan di bagian Eropa, Syprus sebuah negara kecil yang cukup beragam agama. Syprus, pulau terbesar ketiga di Mediterania, setelah Sisilia dan Sardinia, dengan luas 9.251 km2, sejak zaman kuno, telah menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang dari berbagai budaya dan peradaban. Terletak hanya 266 km atau 165 mil dari pantai Haifa, itu adalah pulau Mediterania terdekat ke Palestina.
Diantaranya, Yahudi, Kristen, dan Islam, ketiga agama tersebut adalah agama semitik yang sama-sama mempunyai kitab suci masing-masing. Yahudi agama paling tua dari ketiga agama tersebut. Sedangkan Islam agama paling muda dari ketiganya. Di zaman post-modern seperti ini, tidak ada kebenaran mutlak. Yakni sama-sama mengklaim kebenaran atas kepercayaan dan versinya masing-masing.
Orang-orang Yahudi telah hadir di Syprus sejak abad ke-3 SM dan kehadiran mereka telah menjadi kekayaan budaya bagi pulau itu. Muslim tiba pada tanggal 7 abad SM dengan serangan Arab dan kemudian setelah penaklukan Siprus oleh Ottoman pada 1570. Dalam konteks integrasi Eropa, bisa jadi bermanfaat untuk melakukan studi banding tentang perkembangan Yahudi-Muslim hubungan antarbudaya dan antaragama abad pertama Masehi, karena hal ini dapat berkontribusi pada debat saat ini, yaitu bagaimana mencapai koeksistensi damai.
Awalnya orang-orang dari kedua agama datang ke Eropa sama-sama mencari keberuntungan nasib, serta terhindar dari konflik mereka datang berdagang. Sehingga membentuk sebuah komunitas perdagangan dan meningkatkan perekonomian di Syprus, untuk itu mereka diterima dengan baik. Syprus adalah negara yang dapat menjadi contoh mengenai harmoni tiga agama, Islam, yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dan saling bersinergi.
Cyprus is a good example for mapping a religious future for both Jews and Muslims in Europe and for contributing toward the perceiving different religious com-munities as mutually enriching rather than as threatening ( Margaret, 2019: 195).
Syprus menjadi cerminan negara-negara di dunia, termasuk Eropa dengan tingkat toleransi sangat tinggi dalam memajukan negarannya, tanpa memperdebatkan agama dalan konteks negara. Bahwa komunitas Islam, Yahudi, dan Kristen membentuk sebuah gerakan baru menggalang dana untuk disalurkan dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
Meskipun diterpa dengan musim politik identitas, tetapi masyarakat sipil tetap bersatu tidak terpengaruh oleh politik-politik identitas. Mereka menyuarakan persatuan agama-agama dengan jargon-jargon pesatuan.
Kesamaan Tradisi Yahudi Islam di Indonesia
Dalam obrolan kecil, di sebuah restoran Kampoeng Laut Semarang, diskusi kecil menemani obrolan kami, sembari menunggu hidangan makanan datang. Waktu sore hari yang cerah, sekitar pukul 16.00 WIB pada tanggal 6 November 2019. Setelah menunggu Jeremy Jhon, seorang pria berkebangsaan Israel yang menetap di Australia. Jeremy datang ke Indonesia untuk memenuhi beberapa undangan, diantarannya mengunjungi PP. Muhammadiyah di Jakarta. Ia sebagai pembicara.
Selain Jeremy, ada juga tokoh NU (Nahdlatul Ulama) bernama KH. Abu Hapsin, sekaligus seorang akademisi di UIN Walisongo Semarang. Juga dihadiri Munir santri jombang, ia lulusan Seminari Ibrani di Amerika. Dalam obrolan kecil itu, kami membicarakan tradisi berpakian antara Yahudi dengan Islam.
Munir menerangkan bahwa tradsi Islam dan yahudi sangat dekat, adanya hubungan dan kemiripan tradisi ibadah keagaman. Terutama NU dengan Jewish Ortodok. Misalnya tradisi Yahudi menggunakan tutup kepala, yang dinamakan kippah. Kippah berbentuk kain penutup kepala yang ukurannya tidak terlalu besar. Misalnya NU dan yahudi menggunakan kippah, “Kippah is Jewish Traditin”.
Kemudian KH. Abu Hapsin menceritakan pengalamannya ketika ia berkunjung ke Israel tahun lalu, ia melihat orang-orang Israel yang sedang ziarah ke makam Nabi Dawud. “If we visited King David, everybody wear the Kippah,” jelas KH. Abu Hapsin. Kemudian Munir menegaskan bahwa tradisi Yahudi paralel dengan NU menggunakan tutup kepala. Seperti orang NU tidak menggunakan kopiah, berarti orang tersebut mirip Muhammadiyah artinya sekuler. Munir menjelaskan tujuan menggunakan kopiah adalah salah satu cara bersikap rendah hati dihadapan Tuhan, “The idea of kippah to be humble before god,” jelas Munir.
Jeremy juga membenarkan atas tujuan menggunakan Kippah di agama Yahudi, serta adanya kesamaan akar tradisi yang sama dalam pakian beribadah. Dan kippah bukan merupakan sebuah kewajiban dalam agama Yahudi. Jeremy menegaskan, “That’s right. Kippah is same root Islam with Jewish”. Kesamaan dari akar tradisi dan kegamaan yang sama. Pada akhirnya di Indonesia mengadposi kippah dalam agama Yahudi, menjadi kopiah di Indonesia.