Puja-Puji Bersama Pemuka Lintas Agama

IMG_7632Semarang, elsaonline.com – Perwakilan pemuka agama di Semarang beberapa hari lalu melantukan doa bersama agar Pemilihan Presiden berjalan jujur dan adil. Para pemuka agama lintas agama itu tidak menginginkan ada para pihak yang terluka, apalagi terbunuh karena mendukung salah satu calon tertentu.

Doa bersama lintas agama digelar di Gereja Santo Fransiskus Xaverius, Jalan Gang Pinggir No 62 Semarang, Jawa Tengah, belum lama ini. Hadir dalam kesempatan ini perwakilan dari masing-masing agama, diantaranya Romo Aloisius Budi Purnomo (Katolik), Hendro Basuki (Budha), Mulyono Candra (Kristen), Kiai Fatkuri dan Kiai Amin Budi Harjono (Islam), Pendeta Rahmat (GKI), Komang (Hindu) dan beberapa tokoh lainnya.

“Kami bersama-sama meminta kepada Tuhan agar pemilu berjalan jujur dan adil. Kami ingin berpesan dan selalu mengingatkan agar mereka yang terpilih ora jumawa, dan pihak yang kalah ora ngamuk,” kata Romo Budi Purnomo sebelum menyambut doa bersama.

Sebelum berdoa, para tokoh lintas agama itu disajikan sebuah tarian sufi dari putra sulung Kiai Amin Budi Harjono. Sang putra kecil itu menari berputar-putar mengiringi alunan lagu yang diputar hampir selama sepuluh menit tanpa berhenti. Tak lupa, Romo Budi juga beratraksi meniup sangkakala untuk memeriahkan suasana.

Usai menari sufi, mereka berdoa bersama. Kiai Amin Budi Harjono pun memimpin puja-puji terakhirnya dengan bahasa Indonesia. Begini puja-puji yang diucapkan.

“Wahai Tuhan kami, dalam kehadiranmu, ada yang terdekat menyangkut
karunia yang kami dekat. Ada yang jauh, ketinggian dan kesucian cinta.
Yang terdekat, kami teritorialkan dalam wilayah, bangsa kami ini bangsa yang engkau anugerahi beragam surga. Tapi di sisi lain, menjelma hawa, kabut, nafsu dalam diri kami, menutupi cahayamu.
Kami semua berkumpul di sini. Turunkan kepada seluruh penduduk negeri. Atas kebaikanmu, untuk hari esok, untuk memilih dengan damai, tidak ingin ada sudara yang terluka, terbunuh. Mereka saudara cinta kami, kebahagiaan kami semua,” tutur Kiai Amin Budi dalam doanya. [elsa-ol/nurdin-@nazaristik)

Baca Juga  Sarekat Islam Organisasi Politik Pertama di Indonesia
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Dompet di atas Meja: Status Kesehatan dan Konfidensialitas dalam Ruang Sosial Kita

Oleh: Tedi Kholiludin Saya terbiasa meletakkan dompet di rumah pada...

Gelap itu Nyata, Bangkit itu Janji: Antara Iman dan Harapan

Oleh: Tedi Kholiludin Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama...

Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Buku Dinamika Inklusivitas Pemimpin Informal Lokal bagi Kebebasan Beragama...

Refleksivitas dan Masyarakat Pascatradisional

Oleh: Tedi Kholiludin Dalam pengantar bukunya, “Beyond Left and Right:...

De Las Casas dan Perlawanan atas Kolonialisme: Cikal Bakal Teologi Pembebasan

Oleh: Tedi Kholiludin Bartolomé de las Casas (1485–1566) adalah seorang...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini