Sekolah Warga Negara, Generasi Muda Ahlul Bait Diajak Fokus Manfaatkan Potensi

Kendal -elsaonline.com, Sebanyak 15 pemuda Ahlul Bait (Syiah) Jawa Tengah telah mengikuti “Sekolah Warga Negara bagi Komunitas Ahlul Bait” pada Sabtu-Minggu (24-25/9) di Promas Greenland, Nglimut, Kendal. Diselenggerakan oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat (YPK) eLSA, pemuda Syiah diajak untuk menyadari bahwa Syiah adalah bagian dari warga negara yang berhak dan berkewajiban untuk berperan bagi negara dan komunitas.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan komunitas Ahlul Bait Kota Semarang, Ahmad Mujahid Mufti Suyui. Mujahid menyampaikan mengenai pentingnya peran generasi muda Ahlul Bait untuk bersama-sama membangun komunitas dan bangsa. Sambutan Mujahid ini kemudian dibenarkan oleh Ketua YPK eLSA Bidang Advokasi Kebijakan Publik, Ceprudin.
“Kita semua harus mengambil peran, kita mesti berkontribusi untuk negara,” tegasnya.

Ceprudin juga menyampaikan bahwa masalah utama minoritas adalah regenerasi. Ketakutan akan penolakan dan kenangan buruk menjadikan banyak generasi muda yang memutuskan untuk tidak mengikuti keyakinan orang tua. Oleh karenanya, generasi muda Ahlul Bait diiimbau untuk berani lantaran kebebasan beragama dilindungi oleh negara. Lebih lanjut, peserta dibekali materi titik temu Syiah-Sunni oleh Khoirul Anwar. Anwar berpesan bahwa perbedaan adalah fitrah, tidak perlu saling membenarkan namun harus saling bertoleransi satu sama lain.

Tak hanya itu, penggalian potensi komunitas Syiah juga difasilitasi oleh eLSA, mulai dari identifikasi problem, potensi, visualisasi mimpi, sampai merencanakan strategi lanjutan. Muhammad Yusuf mengajak peserta untuk mulai berfokus pada potensi dan tidak terpaku pada problem ‘minoritas’. Problem-problem seperti tekanan, stigma negatif, kurangnya media, dan ekslusivitas, harus dilawan dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki komunitas seperti pemanfaatan media, akademisi, relasi, serta maksimalisasi wadah pergerakan dan dukungan finansial.

Hal ini dikuatkan oleh Ubbadul Adzkiya, Sekretaris eLSA. Generasi muda Syiah didorong untuk mulai memanfaatkan media untuk melawan narasi-narasi hoaks yang menebarkan kebencian. Ini lantaran minimnya pemberitaan positif di tengah masifnya pemberitaan yang menyudutkan Syiah. “Ketika saya browsing mengenai ‘Arbain Jepara Syiah’, yang muncul adalah berita-berita buruk, yang baik hanya dari ahlulbaitindonesia.or.id, dan eLSA saja,” bebernya. Ubed berharap potensi jurnalis muda Syiah harus mulai digali untuk kepentingan komunitas Syiah sendiri.

Baca Juga  Belum Sampai 40 Hari, NU Bolehkan Aborsi

Kegiatan yang berlangsung di akhir pekan ini berlangsung dengan santai namun tetap kaya akan wawasan. Tak melulu mendengarkan materi, pemuda Syiah diberikan kesempatan untuk bersuara, mengenali diri dan potensinya dalam komunitas, serta saling mengenal. Di sela-sela kegiatan, terselip pula gurauan-gurauan yang mencairkan suasana. Acara yang seru ini kemudian berakhir dengan disampaikannya sepatah dua patah kata oleh tokoh Syiah Jepara, Miqdad Turkan. (Zainab Azzakiyyah)

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Bung Hatta dan Demokrasi Kita yang Masih Sama Saja

Oleh: Sidik Pramono Buku yang berjudul Demokrasi Kita ini merupakan...

Buka Bersama di Rumah Pendeta

Oleh: Muhamad Sidik Pramono Langit Salatiga Senin sore 18 Maret...

Tak Semua Peperangan Harus Dimenangkan: Tentang Pekerjaan, Perjalanan dan Pelajaran

Tulisan-tulisan yang ada di buku ini, merupakan catatan perjalanan...

Moearatoewa: Jemaat Kristen Jawa di Pesisir Tegal Utara

Sejauh kita melakukan pelacakan terhadap karya-karya tentang sejarah Kekristenan...

Bertumbuh di Barat Jawa: Riwayat Gereja Kristen Pasundan

Pertengahan abad ke-19, Kekristenan mulai dipeluk oleh masyarakat di...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini