Super Ramai, Tradisi Nyekar di Makam Bergota Semarang

[Semarang –elsaonline.com] Tradisi nyekar menyambut Ramadhan terasa berbeda di Kota Semarang. Ratusan orang dari berbagai daerah mendatangi makam bersejarah terbesar di Kota Semarang itu.

Di tempat itu, baik pribadi maupun rombongan mulai memasuki pintu makam. Pengunjung yang teramai terlihat di pintu depan Pengelola Makam Bergota di sebelah Timur Makam. Para pengunjung juga terlihat memasuki dari pintu-pintu makam yang lain.

“Nanti lewat sana pak, trus nanti belok kanan,” kata salah seorang tukang parkir memandu pengunjung, Sabtu (28/6/2014).

Puasa Ramadhan sendiri diputuskan dilaksanakan pada Minggu, 29 Juni 2014. Meski ada sebagian yang sudah memulai puasa, namun masyarakat lebih menurut pada Pemerintah. Hal inilah yang membuat warga tidak mau kehilangan momentum baik tersebut.

Para pedagang pun tidak mau kehilangan momentum. Mereka menjual bunga makam untuk dibawa nanti berdoa dalam makam.

Mereka yang berjualan berjejer rapi di sepanjang jalan masuk. Tidak saja di jalan dr wahidin, tapi seluruh jalan yang melingkupi makam itu dijejali dengan pedagang bunga. Para pengunjung pun ramai memilah diantara pedagang itu.

Tradisi nyekar di tengah masyarakat kota itulah yang menjadi tanda bahwa tradisi memperingati leluhur masih menjadi tradisi yang hidup dan berjalan. Mudah-mudahan berjalan abadi. [elsa-ol/nurdin-@nazaristik]

Baca Juga  Kekuatan Literasi sebagai Alat Hegemoni dan Penaklukan
spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini