
[Semarang – elsaonline.com] Dalam rentang waktu yang cukup lama, kondisi pondok pesantren tertua di Jawa Tengah, yakni Pondok Pesantren (Ponpes) Luhur Dondong, yang terletak di Kelurahan Wonosari Ngaliyan Semarang semakin memprihatinkan.
Sejak tahun 2010 Ponpes Dondong ini rawan banjir. Banyak arsip-arsip kantor hilang kebanjiran. Kondisi ini disampaikan pengasuh Ponpes Gus Tubagus Mansyur Kamis (20/3/2014). “Kondisi ponpes kita saat ini rawan banjir. Pada tahun 2010 silam banyak arsip-arsip kantor yang hilang akibat terkena banjir.”
Banyaknya barang-barang ataupun arsip kantor yang hiilang disesalkan oleh pengurus tersebut. Dalam arsip-arsip itu terdapat banyaknya fakta-fakta sejarah berdirinya ponpes yang bisa dikategorikan cukup tua di Jawa Tengah.
“Ada juga dua lokal gedung yang roboh, serta tiga balita meninggal dunia akibat banjir. Banjir ini dampak dari jebolnya tanggul Kali Beringin,” jelas Gus Tubagus Mansyur saat ditemui di kediamannya.
Disamping rawan banjir, santri yang fokus menimba ilmu keagamaan di ponpes tua ini cenderung semakin berkurang. Sehingga, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus demi memajukan atau mengembalikan pengaruh yang tinggi terhadap penerus tradisi pesantren masa depan.
“Mungkin tidak hanya persoalan rawan banjir saja yang menimpa ponpes kami saat ini, namun santri-santri yang tinggal di pondok kami cenderung berkurang. Kalau dalam istilah jawanya, santri kalong mas” tandas Gus Toba di sela-sela obrolannya. [elsa-ol/Cahyono-@cahyonoananto]