Tumbuhkan Potensi Wisata Semarang

Jongkie Tio
Jongkie Tio

[Semarang –elsaonline.com] Postensi wisata kesenian budaya di Kota Semarang tak kalah menariknya dengan Yogyakarta, Bandung dan Surabaya. Hanya saja, pemanfaatan potensi budaya Semarang belum maksimal.

Meskipun demikian, pemerhati sejarah Semarang Jongkie Tio masih optimis, wisata seni budaya Semarang akan lebih berkembang. Dia berharap, kedepan Semarang menjadi jujugan wisatawan mancanegara selain Candi Borobudur, Prambanan dan Pasa Malioboro.

Untuk memperkenalkan budaya Semarang Jongkie menyebut gedung cagar budaya yang merupakan pusat perkumpulan seni dan budaya Semarang, Sobokartti. Selama ini gedung yang terletak di Jalan Dr Cipto No 31-33 digunakan untuk pusat kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan khas Semarangan.

“Justru saya sangsi kalau wisatawan mancanegara turun di Pelabuhan Tanjung Mas itu tujuannya hanya ke Borobudur,” katanya. Dia sangsi kalau wisatawan itu mampir di Kota Lunpia ini untuk mengunjungi wisata-wisata yang ada.

Jongkie membandingkan pusat kesenian budaya antara di Bandung dan Semarang. Menurutnya, di Bandung ada tempat yang kegiatannya sama dengan Sobokartti. Namun di Bandung, katanya, pusat keseniannya menggandeng “city tour” untuk membawa wisatawan ke gedung pusat kesenian itu.

“Sobokarti kan pusat kesenian budaya Jawa. Di Bandung (Jabar) ada tempat yang mirip seperti Sobokartti. Pegiat-pegiatnya kemudian melakukan kerjasama dengan beberapa city tour untuk mengenalkan budaya Sunda kepada wisatawan,” imbuhnya.

Seni Tradisional

Bukan hanya seni dan budayanya yang kaya, di Semarang banyak juga pegiat-pegiat kesenian tradisional Jawa. Sehingga itu, untuk sekadar mengisi Sobokartti saat dikunjungi wisatawan tak akan kesulitan.

“Diambilkan fragmen-fragmen pendek seperti itu. Seni-seni Jawa juga tak kalah kayanya dibanding dengan daerah lain. Bisa juga untuk mengisi pameran kesenian itu dengan memanggil orangnya Ngesti Pandawa dan anak-anak Sobokartti sendiri,” sarannya.

Baca Juga  Kudusnya Sapi di Kudus

Meskipun demikian, Jongkie menilai Sobokartti sudah melakukan kearah yang lebih baik. Dalam kepengurusan sekarang, kata dia, menunjukan perkembangan menggeliatnya kesenian di Semarang.

“Tapi Sobokartti di tangan Tjahjono (Rahardjo, Ketua Yayasan Sobokartti-red). Kegiatan-kegiatannya mulai berkembang dan lebih kreatif. Dia sudah menunjukan i’tikad sangat baik untuk nguri-uri budaya Semarang. Dia tak mencari uang di Sobokarti,” tandasnya. [elsa-ol/Cep-@Ceprudin]

spot_imgspot_img

Subscribe

Artikel Terkait

Pasar Tradisional dan Masjid Emas sebagai Penanda Kawasan Muslim Quiapo, Manila Filipina

Oleh: Tedi Kholiludin Quiapo adalah sebuah distrik yang berada merupakan...

Beristirahat Sejenak di Kapernaum: Renungan Yohanes 2:12

Oleh: Tedi Kholiludin “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama...

Dua Peneliti ELSA Presentasikan Hasil Risetnya di Pertemuan Jaringan Penelitian HIV Indonesia

Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV-Ina) menggelar pertemuan jaringan...

Liquid Identity: Saat Identitas menjadi Sebuah Entitas Muas

Oleh: Muhamad Sidik Pramono (Mahasiswa Magister Sosiologi Agama Universitas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini